UNTUKMU PERI JALANAN


selalu diam dan terbesit untuk bertanya
siapakah aku....?
siapakah kamu.....?

 ternyata..
 kita sama
 sama akan punya rasa
 rasa dari sang perasa

aku hitam
dan munkin kau putih
tak apa





hitam biarlah menjadi hitam
putih biarkah menjadi putih

kamu bukanlah abu - abu
kenapa kau harus malu

semua melihatmu dengan pandangan - pandangan yang menuntut akan sebuah martabat
tapi sesungguhnya engkaulah yang mempunyai martabat
dan mereka tidak....

mereka buta karena tak dapat merasa
akan apa yang kau rasa

dinginya malam selalu menjadi teman dalam kelam
engkau sang penakluk hati mereka yang diperbudak akan mater


untukmu...


aku tau kau mau
aku tau aku yang malu


            malu akan kepekatanku
            malu akan semua yang ada padaku
            aku bisa merasa
            tapi aku takan memaksa
            semua atas kehendaknya

aku pilu kau terharu
aku rindu kau tersipu


tapi......
akankah kau yakin padaku
akankah kau mengerti akan diriku


engkau benar - benar sang dewi


ketika terik sudah memuncak dan rasa haus menghiasi tenggorokan
aku melihat keretamu memenuhi pelataran gubukku dan hanya ada rasa
tak mau tau yang ada dalam hatiku ku tak tau siapa dirimu dan akupun tak mau tau.


tawa meledak dan terbahak menghiasi teras gubug
tawa mereka yang telah penat akan beberapa materi pada waktu itu
canda dan gurau yang merekatkan rasa kekerabatan yang tiada hari terlewatkan
tiba saat berpisah dan spontan terucap janji untuk temu kembali


langkah gontai mulai melangkah
melangkah menuju pintu yang telah menjadi saksi
hilir mudik para hamba
entah bertujuan apa....?




kricik .... kricik....
suara gemricik air
dua tangan menadah dan membasuh beberapa bagian tubuh
bersiap untuk menghadap empu sang alam raya yang tak pernah lelah dan terus waspada
gerak demi gerak beraulan dengan alunan hidup walau rasa khusuk entah sedang kemana

yah....
rasa lelah itu masih ada dalam diri ini
dan buaian sang waktu berkombinasi timang - timang alam
membuat mata nikmat untuk terpejam


sayup... sayup...
suara lembut merasuk kedalam lobang telinga
suara itu semakin jelas
suara itu tak asing lagi
oh.....
rupanya suara itu
suara yang selalu memberikan kasih sayang
suara yang selalu menimang - nimang
suara yang selalu segar terdengar....
ibu .....
iya itu suaramu ibu.....
wanita anggun dengan lentik menghiasi indra pemandanganya
bibir manis yang selalu tersenyum dan bertutur lembut walau engkau terluka
dan kehalusanmu yang memecahkan hati karang yang selalu menjulang
kehalusan suaramu telah mengglitik
dan membangunkan mata yang terlelap
untuk melihat dan merasakan dunia ini lebih manis dari pada buaian mimpi


langkah goyah dan lunglai
karena alam bawah sadar masih memepengaruhi sebagian akal dan fikiran
secara otomatis dan spontan
mata ini ....
mau tidak mau langsung terbuka dan terbelalak
melihat keindahan seorang bidadari ...
yah ....
itu engkau dewi.......


dengan duduk disampingmu
rasa malu semakin tebal menyelimuti
gelisah terus menerus hingga menjadi rasa was was


untaian demi untaian kata
terucap dari bibir lelaki bijak
sungguh bahagia ia yang telah melahirkan putri sepertimu
ucap terus berucap
kata terus berkata
merubah suasana hati yang semakin malu
menjadi keras bagai batu kali
munculah bibit - bibit rasa benci


semakin tak tau harus kemana melaju
rasa bebas dan insan merdeka telah hilang sekejap waktu
rasa ingin tau terus melekat
apa maumu dan apa yang ada dibenakmu dikala itu


bagai dua sejoli terpisah oleh waktu
bertemu melepas akan rindu
itu yang terpancar dari wajahmu


kanan entah kemana
kiri kini telah pergi
depan menghantui
belakang hanya sisa dan penuh akan bayang
entah kemana arah itu seakan menjadi semu


bengis dan sadis
keras dan buas
engkau tampik semua itu dengan semyum
semyum yang lembut dan manis
dikit demi sedikit mengglitik hati


ah ......
siapa kamu
mau apa kamu


waktu terus berlalu
hati semakin terusik oleh tingkah laku diri
perubahan harus ada
merdeka harus nyata


aku datang kekota itu


gunung raung yang menjulang
kawah ijen yang tak lagi mau disapa
ketika sang mentari mulai terbuai
patirana yang semakin tak terjamah
akan tetapi diamu menghiasi lembutmu


kaki mulai menapak
dimana adat budaya dan bahasa tak lagi sama
terikat oleh suatu rasa
rasa kebersamaan dan tak kenal apa itu putus asa


embun merasuki tubuh
tak terasa menanti subuh
inilah awal baru yang harus ditempuh
inilah kekjama semu untuk menghadapi dunia yang penuh akan palsu
waktu tak lagi menunggu
waktu telah manja
hingga menjemput senja




disini bermula rasa berani muncul
ketika melihat engkau yang terjaga
pemjaga biling segala urusan
daru urusan rindu hingga urusan materi
ada semua disana

ciptaan sang pencipta memang tiada duanya
aku terpesona ....
dengan ciptaanmu sang empu alam......


ida...
yang insan itu bernama ida
sempat takjub melihat itu


hari terlalui
waktu terjalani
jalan tertapaki
sunyi dalam bisu
bisu karena lidah kaku
ingin mengatakan sesuatu yang mengganjal dihati
melihat orang yang dicinyai


rasa yang sempat hilang datang kembali
gelar sang kawan melekat lagi
gila.....
yah memang gila
dan itu yang terlintas dalam benakmu
ketika sebuah kejujuran hati terucap
dari bibir yang penuh pekat
jawaban bukan tujuan utama
yang utama rasa untuk membuka rasa yang ada dihati
tak lagi menghantui kembali


jam dinding terus berputar
rasa jemu dan bosan menjadi bayang - bayang
sebuah keputusan harus ada
dan pasti adanya

tanpa ragu
masih membisu
kaki ini tinggal kan kotamu
see you letter
patirana yang terus diam
ijen yang terus manja
raung yang melukiskan kesejatian


engkau benar - benar sang dewi


tanah ini tak asing lagi
untuk menapakan kaki
karena memang tanah ini yang telah lama
hilang dari ingatan
semua ada disini
coretan histori kembali membayangi diri
dari si adi, grandong, gembil,budi (semoga kau ditenang disana aku menangis jika ingat akanmu)
oh ya takan ku lupa engkau dewi....

apakah sudah punya pacar...?
atau sudah menikah....?
tanya dan terus bertanya dalam hati ini
rasa bimbang dan seakan rindu menjadi kelambu

lelah ...
ingin merebah...

sebuah konter disebrang jalan
memancarkan aura menarik diri untuk mendekati
"mba pulsa 10 ribu"
hanya itu yang terucap
dan .....

oh............
dag.... dig..... dan dug.....
irama yang ada dalam hening untuk sementara waktu
dewi itukah dirimu

senyum ramah
aura kelembutan
masih ada pada dirimu
serasa pelet sejati melekat dan mempengaruhi

dalam hati
yang lalu biarlah berlalu
ini sebuah awal yang baru

basa basi remaja kala itu menghancurkan gunung es hening yang menjulang
tawa renyah dan gurau menghangatkan suasana
kenapa waktu cepat berlalu
protes hati dan triakan tak ingin beranjak terus menghantam -hantam dalam jiwa

rasa rindu terhadap wanita yang selama ini membuai
mampu mengalahkan sang waktu

biarkan kaki ini melangkah
mencari apa yang ia cari
menemui apa yang harus ia temui

sampai juga digubug tua
dimana para manusia didalamnya
melepas akan lelah
memecah hening dengan tawa
merasuk hati dengan kata
yah itu lah keluarga yang selama ini
ada dalam rindu yang semakin mengebu

ko kok ayam terdengar
dendang subuh mengglitik telinga
fajar telah datang kembali
putaran waktu yang tiada henti

terus melamun dalam sunyi
langkah sang kaki tak tau lagi
kemana akan menapak
suara itu datang kembali
suara yang telah terkeburur selama tiga tahun
mengusik hati ini kembali

tak disangka hari itu
kata jujur hatimu
mampu menghilangkan pilu
sebuah janji terucap
dalam diri dua insan

oh ... tuhan
mengapa baru hari ini engkau tunjukan
kebesaran sebuah cinta yang tiada dua ini
kepada insan
yang selalu pilu
selalu menanti dan mencari
akan makna sejati

indah dirasa
nikmat diri ini terlena
dalam buaian asmaramu (dewi)

rasa sesal terus bergejolak
rasa nista dan malu terus menyiksa
engaku telah tersia - sia
engkau telah terlupakan
tapi....
rasa cintamu sungguh besar pada diri ini
rasa cintamu yang merubah kehidupan ini
pilu sedih duka takan datang lagi
karena hadirmu disisi
betapa agung ciptaanmu tuhan
syukur terucap
ketika memandang wajahnya
tak sanggup untuk melupakanmu dewi........

hari itu
hari yang takan pernah diinginkan

hari itu
senyum kelembutanmu
belaian tangamu
mebelai rambut ini
ucapanmu yang mampu merubah semua
matamu yang selalu tajam memandang
memandang dalam kasih sayang
wajahmu yang terus mengisi hati
semua itu telah hilang
semua itu tiada lagi
kembali sepi
kembali terperangkap dala lubang hitam

engkau telah kembali kesisi si empu alam ini
tak mampu untuk merebutmu kembali
hanya rasa ini yang tersisa
hidup dalam belenggu rindu
hidup dalam belenggu menanti
untuk bertemu kembali
aku rindu padamu dewi....................

ku tulis ini untukmu dewi, semoga kau tenang di sampingnya
aku rindu akan belaianmu
aku rindu akan kata - katamu
aku rindu aka lentik matamu

akan kunanti dimana hari itu kita akan bertemu
aku tak bisa menghapus dan membuka diri dari belenggu rinduku
hanya kamu yang kunanti
walau kau selalu hadir dalam bayang mimpi dan dalam bayang semu
ketika aku mulai kembali terperangkap dalam pilu

dewi cintaku untukmu.....
aku sudah mencoba tapi aku tak mampu
aku takan melupakanmu
dewi semoga kau masih mau hadir dalam mimpiku
untuk mengobati rasa rindu
yang selalu membelenggu
tetesan air mata entah sudah berapa kali membasahai
hanya satu
aku rindu pada mu

untuk bidadariku


tak terdering suaramu
hidupku terbalut akan semu
semakin dalam aku mengejar dirimu
semakin aku tak tau apa maumu

hanya rasa yang dapat menuntun kita
walau tak terucapa kata cinta
hanya rasa yang bersuara
dan asmara kan datang dengan sendirinya

aku tak tau akan apa itu cinta
tapi aku tau aka semua rasa

cinta adalah pemerkosa
pemerkosa hak pemerkosa wanita dan peruntuh cita
siapa berani bermain akanya
maka pengorbanan harus pasti adanya

cinta belum tentu ada wujudnya
rasa sudah pasti adanya
entah itu benci dendan atau apapun ia

DARI SANG ANGEL KECILKU ......


berharap pada bayang
yang tak terlihat kelebatnya
bahkan....

ia telah hilangbersama gemintang
menebar warna dengan lainya
aku hanya bisa menunggu
dengan irisan rasa yang bisu
bayang itu buukan miliku
jauh milik dia yang memilikinya
all my wise loose with a lonely love
just your shadow....

lelah jejaring hati tak lagi menapaki keluh diri
mungkin....
tangan kejam kelalaian telah merobeknya menjadi kepingan tak berarti
dan aku hanya bisa menjerit dalam sunyi

putra sang alam


aku sang anak alam
yang senantiasa menjaga akan rasa
rasa yang takan pernah hilang dari sang raga

aku sang anak alam
yang selalu memohon pada sang empu
empu yang selalu memberi kelambu

aku bukan siapa - siapa
aku hanya manusia biasa
yang mencoba untuk menghormati sesama
dan menjaga yang hampir sirna


kelam


aku tau itu semu
tapi kenapa aku terus melaju
biarkanlah aku hidup dalam sandiwara ini
biarkanlah aku hidup dalam gila

liar
yang telah membawaku hingga ini
mengerti mana yang telah basi dan mana yang suci


....?


aku jatuh kembali
namun aku takan kembali
hanya rasa yang masih tersisa
dan akupun masih mecari
apa arti kata cinta

aku hanya perasa
yang berlalu dengan hembusan waktu
waktu yang tak bisa dipandang mata
tapi bisa untuk dirasa

aku akan menyatu dengan kata yang telah terucap
walau kau hembuskan mantra - mantra dunia
agar aku kembali kepada dosa lama

aku tak ingin kembali
aku tak ingin menyakiti

mungkin saja kita harus akhiri semua yang telah terjadi
di waktu ini

aku terluka


semua hanya mimpi
semua hanya ilusi
yang kuyakini semakun murni
bahwa asli sudah menjadi basi

engkau tertawa
aku terluka
terluka karena hati yang semakin membara
membisu tiada kata

ucap tak berarti
karena sudah tak murni
maaf............
aku takan kembali


waktu itu


malam yang temaram
ditemani oleh redup sang lilin
yang memancarkan gundau hati
untuk memilih jalan mana yang harus aku lewati

senyum mesra
mesra merayu jiwa dan raga
raga yang semakin terlena
akan gemerlap sang dunia yang mempesona

rasa iba telah tiada
yang ada hanya tertawa diatas nestapa
gulana yang menemani
ketika hati sedang sunyi
dan jiwa lagi sendiri

hidup dalam sendiri
mencari sebuah misteri
untuk menuju hidup yang sejati

emua akan nyata
tanpa satu kata
iyanya harus ada
meski itu sebuah rasa


rasa yang telah berlalu
terhempas oleh malu
malu akan sukma dan raga
yang bergelimang akan dosa pada-NYA

kahanan menjadi petaka
janji sebatas kata penuh asa
rasa tak lagi merasuk dalam samudra jiwa
semua telah hilang karena satu nama "duniawi"


malam


selamat datang malamku
see you leter pagi yang diiringi oleh mentari
yang menhangatkan hati para pencari materi
sampai jumpa siangku yang panasnya semakin membara
yang selalu mengucurkan keringat mereka yang belum tentu berdosa
sampai esok hari soreku yang slalu beriringan dengan senja
dan sebagai kerinduan akan malamku semakin dekat

malam yang pekat
malam yang sunyi sepi
dengan malam
semakin nampak jelas akan siapa diri
semakin jelas siapa yang mendustai


rindu


cukup dengan melihat tanpa berkata
cukup hanya mendengar dan merasa
sudah cukup menghilangkan dahaga
yang selama ini diam dan kurasa


hidup.......


lahir hidup dan mati
semua itu mutlak adanya
semua bikin kita jemu dan bosan

akan tetapi semua bisa menjadi indah karena ada masa
yah.... masa kecil, masa dewasa dan masa tua
masa kecil dimana kita manja dan penuh belaian dari sang bunda


masa dewasa dimana kita mencari jati diri sebagai manusia dan seorang hamba
masa tua dimana kita menjadi bijak dan mendekat dengan sang pencipta

semua bisa menjadi indah....
yah...
karena kita bisa merasa
rasa sedih bahagia duka dan cita


entah.....


hari yang penuh luka
waktu yang penuh duka
banyak yang menjadi tuli dan buta
semua beralasan atas agama dan budaya

prilaku tak lagi di gugu
semua bisu atau membisu
hingga semua terisi dengan palsu
karna asli sudah menjadi basi....


SIAPA DAN MENGAPA


hati ini semakin merindu akan belaian tanganmu
raga ini penuh harap untuk berjumpa penuh usap
air mata tak lagi bisa mengalir
hanya rasa rindu yang semakin menggebu
ingin bertemu terhalang oleh waktu
waktu yang semu dan terkadang palsu
dosa semakin nyata
karena waktu yang sia
walau rasa insyaf sejauh pelupuk mata


AKANKAH ADA HARI ESOK....?




rasa telah melebur dalam sukma
tawa dan tangis menjadi semu
semua terasa kelu
tatap penuh asa
diam penuh akan harapan

sujud dalam cemas
menjauh dari sebuah kahanan
yang semakin dekat dekan katulistiwa

hangat membakar
hangat dalam pekat

RASA YANG HAMPIR SIRNA

semua rasa telah hilang

dan semua dengan satu bahasa yang sama

rasa telah hilang dari dalam raga
dan semua hampir sirna

kosong yang ada
diam dan melihat yang hanya kita bisa
sebuha janji lama akan kembali
dan semua itu bersumber dari ilahi robbi

semua tersenyum dengan bibir yang tersibir
dan itu hanya kahanan dunia
yah itu hanya kahanan

semua menangis
yang keluar bukan air mata
melainkan darah

semua itu hanya untuk menanti janji sang robi
yang kian hari kian pasti

semua pertanda kian pasti
semua pertanda telah ada