malam yang temaram
ditemani oleh redup sang lilin
yang memancarkan gundau hati
untuk memilih jalan mana yang harus aku lewati
senyum mesra
mesra merayu jiwa dan raga
raga yang semakin terlena
akan gemerlap sang dunia yang mempesona
rasa iba telah tiada
yang ada hanya tertawa diatas nestapa
gulana yang menemani
ketika hati sedang sunyi
dan jiwa lagi sendiri
hidup dalam sendiri
mencari sebuah misteri
untuk menuju hidup yang sejati
emua akan nyata
tanpa satu kata
iyanya harus ada
meski itu sebuah rasa
rasa yang telah berlalu
terhempas oleh malu
malu akan sukma dan raga
yang bergelimang akan dosa pada-NYA
kahanan menjadi petaka
janji sebatas kata penuh asa
rasa tak lagi merasuk dalam samudra jiwa
semua telah hilang karena satu nama "duniawi"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar